![]() |
| Sumber |
Seiring perkembangan zaman di era
globalisasi ini, kekayaan kebudayaan bangsa ini mulai tergerus. Masuknya budaya
asing ke Indonesia, membuat budaya asli bangsa ini mulai tergantikan dan
terlupakan oleh masyarakat, khususnya para generasi muda atau generasi
millenial. Hal ini membuat generasi muda menjadi "buta" akan budaya
bangsa sendiri dan lebih "melek" akan budaya asing, yang bahkan dapat
berdampak buruk bagi kehidupan diri sendiri dan orang di sekitar.
Sejalan dengan era globalisasi, kebudayaan
asli bangsa ini mulai terkikis oleh perkembangan zaman dari kehidupan bermasyarakat
dan bernegara. Salah satu contoh kebudayaan bangsa yang mulai terkikis adalah
budaya bergotong royong. Budaya ini, khususnya di kota - kota besar mulai
terkikis. Masyarakat di perkotaan lebih mementingkan diri pribadi dibandingkan
dengan kepentingan bersama, hal ini dapat terlihat jelas di daerah permukiman
mewah yang sudah menjamur di kota - kota besar. Kesadaran bersama akan gotong
royong ini mulai terkikis oleh semangat untuk bersaing untuk menjadi yang
terhebat dan siapa paling kaya. Gotong royong seakan - akan tidak memiliki
ruang di zaman yang serba canggih ini.
Padahal, budaya gotong - royong telah
menjadi ciri khas bangsa Indonesia di mata dunia. Jika ini terus dibiarkan,
maka bukan tidak mungkin lagi bahwa budaya gotong - royong hanya dapat terlihat
di pelosok - pelosok negeri ini, dan mulai hilang di daerah perkotaan.
Agar budaya gotong - royong tidak hilang
dari kehidupan bermasyarakat dan berbangsa, perlu kerjasama dari seluruh
lapisan masyarakat, termasuk kesadaran dari diri sendiri. Banyak hal yang dapat
kita lakukan sebagai warga negara, untuk memelihara semangat bergotong royong
dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Budaya gotong royong dapat kita
mulai dari lingkungan terkecil, yaitu keluarga kita sendiri. Jika kita sudah bisa
menerapkan budaya gotong royong dalam keluarga kita, kita dapat menerapkan
budaya gotong royong ke lingkungan yang lebih besar lagi cakupannya, seperti
gotong royong dalam lingkungan RT/RW.
Sebagai mahasiswa sendiri, budaya gotong
royong dapat di kembangkan dan diterapkan melalui berbagai kegiatan yang ada di
dalam maupun luar kampus. Melalui sebuah organisasi kampus, seperti BEM dan
UKM, kita dapat mulai menerapkan atau melatih budaya gotong royong dalam diri
kita, sebelum pada akhirnya kita terapkan di masyarakat luas. Melalui
organisasi kampus dan kegiatan yang di adakan oleh kampus itu pula, kita dapat
langsung terjun ke masyarakat dan menerapkan budaya gotong royong agar budaya
gotong royong tetap lestari dan tidak terkikis oleh pesatnya perkembangan zaman.
Contoh kegiatan mahasiswa yang dapat dilakukan untuk memelihara budaya gotong
royong di antaranya seperti kegiatan bakti sosial dan menjadi sukarelawan untuk
terjun langsung ke daerah bencana agar dapat membantu masyarakat yang terdampak
bencana, dan masih banyak lagi kegiatan yang dapat kita lakukan sebagai
mahasiswa guna memelihara dan menerapkan budaya gotong royong agar tidak terus
terkikis oleh pesatnya perkembangan zaman yang serba digital ini.
Sejalan dengan pentingnya memelihara
budaya gotong royong, jika kita menilik sejarah bangsa ini. Budaya gotong
royong tidak pernah lepas sejak berdirinya Negara Kesatuan Republik Indonesia
pada tanggal 17 Agustus 1945. Kemerdekaan bangsa ini, tak akan tercapai bila
tidak adanya gotong royong antar elemen masyarakat, kemerdekaan ini tidak di
raih jika hanya 1 orang yang berjuang. Karena melalui gotong royong ini,
seluruh bangsa Indonesia dapat bersatu dan bahu membahu untuk memperjuangkan
kemerdekaan yang dapat kita nikmati sekarang. Persatuan bangsa Indonesia, tidak
akan bisa di lepaskan dari budaya gotong royong, sebagaimana yang tercantum
dalam pancasila pada sila ke-3 "Persatuan Indonesia" yang menjadi
ideologi dan dasar negara Indonesia.
Di akhir kata, budaya gotong royong harus
kita terus lestarikan. Walau semakin terkikis oleh perkembangan zaman, kita
sebagai warga negara Indonesia, tidak boleh melupakan budaya tersebut. Karena
sejatinya, budaya gotong royong menjadi cikal bakal dan dasar dari kemerdekaan
Negara Kesatuan Republik Indonesia yang telah di perjuangkan oleh para pahlawan
dan juga seluruh lapisan masyarakat, yang berkorban nyawa di masa lalu.
Sehingga, generasi setelah mereka sudah terbebas dan tidak merasakan lagi
penjajahan dan kolonialisme di negeri ini.
Data diri:
Nama: Niko
NPM: 54419785
Kelas: 1IA03
Daftar Pustaka:
https://kominfo.go.id/index.php/content/detail/1342/Indonesia+Miliki+Kekayaan+dan+Keanekaragaman+Budaya/0/berita_satker
https://www.kompasiana.com/shopi/5815ce5a8e7a61c01dde6f8e/memahami-peran-dan-makna-gotong-royong
https://pin.it/ar2sci3gl74k4b

Tidak ada komentar:
Posting Komentar